Bagaimanakah proses
pembuatan baja dilakukan? Baja merupakan logam yang terbentuk dari besi sebagai
bahan dasar dan karbon sebagai material campurannya. Karakteristik utama dari
besi yaitu memiliki struktur yang kuat dan keras. Karbon berfungsi untuk
memperkuat dan memperkeras besi. Namun di sisi lain penambahan karbon yang
berlebihan dapat menyebabkan strukturnya menjadi rapuh. Kandungan karbon di
dalam baja biasanya berkisar antara 0,2-2,1 persen dari berat sesuai kelasnya.
Besi sudah dikenal dalam peradaban
manusia di Mesir sejak 3000 SM. Metode pengerasan besi memakai heat treatment
bahkan menyebar luas di kalangan masyarakat Yunani pada 1000 SM. Sedangkan
pembuatan besi tempa telah dilakukan sejak abad 14 M, di mana proses ini secara
tidak sengaja juga terkadang menghasilkan baja. Kegiatan memproduksi baja
secara kecil-kecilan baru dimulai tahun 1960.
Pada prinsipnya, baja dibuat di dalam dapur yang didesain
khusus untuk pengolahan baja. Bahan dasar yang digunakan dalam proses ini
berupa besi kasar yang padat atau cair, besi bekas atau sekrap, dan tambahan
logam-logam tertentu. Sementara itu, proses pembuatan baja terdiri dari
berbagai macam metode, antara lain :
1. Metode Konvertor
Sesuai namanya, metode
konvertor merupakan teknik pembuatan baja yang menggunakan bantuan alat
konvertor. Wujud alat ini berupa tabung yang berbentuk bulat memanjang dan
menghadap ke samping. Prosesnya yaitu masukkan kokas ke dalam konvertor, lalu
panaskan hingga suhunya mencapai 1.500 derajat celcius. Berikutnya konvertor
dimiringkan kembali untuk memasukkan bijih besi dan material alloy sampai
volumenya 1/8 dari kapasitas konvertor. Lalu udara bertekanan 1,5- 2 atm
dihembuskan dari kompresor ke konvertor selama 20-30 menit.
2. Metode Bassemer
Proses bassemer
memanfaatkan reaksi asam untuk menciptakan struktur baja. Proses ini
menggunakan material tahan api yang mengandung kuarsa asam/aksid asam (SiO2).
Sedangkan bahan dasar yang dipakai berupa besi kasar kelabu dengan wujud cair.
Metode bassemer sama sekali tidak menggunakan kalsium oksida (CaO) untuk
menghindari terbentuknya kalsium silikat (CaSiO3), di mana percampuran SiO2
ditambah Cao menghasilkan CaSiO3.
3. Metode Thomas
Pada proses thomas,
pembuatan baja memanfaatkan reaksi kimia yang besifat basa. Lapisan baja paling
dalam berupa material yang tahan api seperti kalsium karbonat (CaCO3) dan
magnesium karbonat (Mg CO3). Wujud besi yang dipakai sebagai bahan dasar yakni
besi kasar putih yang mengandung fosfor sekitar 1,7-2 persen, magnesium sekitar
1-2 persen, dan silikon sekitar 0,6-0,8 persen. Ketika unsur magnesium dan
silikon terbakar, fosfor kemudian bereaksi membentuk phospor oksida (P2O5).
Pengeluaran besi cair selanjutnya bisa dilakukan dengan menambah zat kapur
(CaO). Sehingga terjadilah reaksi kimia yaitu 3 (CaO) ditambah P2O5
menghasilkan Ca3(PO4)2 dibaca terak cair.
4. Metode Siemens
Martin
Kekhasan dari metode
ini adalah menggunakan sistem regenerator bersuhu sekitar 3.000 derajat celcius
untuk memanaskan gas/udara , meningkatkan temperatur dapur, sebagai landasan
dapur, dan menghemat penggunaan tempat. Metode siemens martin tidak terikat
dengan bahan dasar sehingga bisa menggunakan besi kelabu maupun besi putih.
Agar menghasilkan baja dengan kualitas yang sesuai standar, bahan baku besi
kelabu harus dilapisi dengan batu silika (SiO2) di dinding bagian dalamnya.
Begitu pula dengan besi putih wajib dilapisi dengan batu dolomit berupa magnesium
karbonat (MgCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) dengan perbandingan 60:40.
5. Metode Basic Oxygen
Furnace
Proses pembuatan baja
memakai prinsip basic oxygen furnace diawali dengan memasukkan logam cair ke
ruang bakar. Setelah itu oksigen bertekanan lebih dari 1.000 kN/m2 dihembuskan
melalui Oxygen Lance menuju ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. Terakhir,
tambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar fosfor dan belerangnya.
Kelebihan dari metode ini di antaranya prosesnya relatif singkat berkisar 50
menit, tidak diperlukan lagi tuyer di bagian bawah, hanya memakai oksigen
murni, dan biaya pembuatannya terbilang murah.
6. Metode Dapur
Listrik
Metode dapur listrik
memanfaatkan temperatur yang tinggi dengan memakai busur cahaya electrode dan
induksi listrik. Hal ini memungkinkan pencapaian suhu maksimal hanya memakan
waktu yang singkat dan temperaturnya pun dapat diatur dengan mudah sehingga
kerugian akibat proses penguapan bisa diminimalisir. Di samping itu, tingkat
efisiensi termis dapur pada metode ini pun terbilang tinggi dengan perlindungan
maksimal terhadap cairan besi.
7. Metode Dapur Kopel
Pengolahan besi kasar
kelabu dan besi bekas menjadi baja umumnya juga dikerjakan dengan metode dapur
kopel. Metode ini dilakukan dengan memanaskan bahan pembentuk baja terlebih
dahulu agar terbebas dari uap air selama kurang lebih 15 jam. Perhatikan udara
dihembuskan dengan kecepatan rendah sampai kokas mencapai 700-800 mm dari dasar
tungku. Berikutnya masukkan besi kasar dan baja bekas secara bertahap dengan
kapasitas 10-15 persen setiap jam. Setelah terbentuk baja cair, pengeluaran
baja cair tersebut baru boleh dilakukan setelah 15 menit kemudian.
8. Metode Dapur Cawan
Pertama-tama, masukkan
besi kasar dan baja bekas ke dalam dapur cawan lalu tutup rapat. Kedua,
masukkan gas-gas panas yang mengelilingi cawan sehingga membuat muatan cawan
akan mencair. Ketiga, cairan baja tersebut siap dituang untuk diolah menjadi
baja tulangan. Apabila ingin membentuk baja dengan karakteristik tertentu,
tambahkan bahan alloy sesuai sifat yang ingin dimunculkan.
Referensi :
Arafuru. 2016. "Ini Dia Metode Proses Pembuatan Beton". <
http://arafuru.com/sipil/ini-dia-8-metode-proses-pembuatan-baja.html>. 03 November 2016.
0 comments:
Post a Comment