Plat kapal merupakan plat yang
berbeda dengan plat pada umumnya. Kelebihan plat kapal tentunya terkandung
unsur lain selain baja sebagai unsur utama. Unsur campuran pada plat kapal
berpengaruh terhadap laju korosi yang terjadi pada kapal nantinya. Unsur-unsur
campuran tersebut tentunya harus menambah kualitas dari plat tersebut
Plat kapal dibuat dari
peleburan bijih besi dalam tungku sembur yang mempunyai struktur kerucut dan
tungku tersebut tentunya terbuat dari bahan tahan api. Panas peleburan
menggunakan kokas dan batu kapur agar kerak pada bijih besi dapat terangkat dan
tidak tercampur. Kandungan dalam tiap lembar plat adalah 92-97 persen merupakan
besi. Sisanya terdapat kandungan karbon, silikon, mangan, belerang, dan fosfor.
Tentunya dalam cetakan plat kotoran yang terbawa harus di minimalisir untuk
menjaga kualitas dari plat tersebut.
Baja secara luar dapat
diartikan sebagai paduan antara besi dan karbon. Untuk kandungan karbon
bervariasi berkisar antara 0,1% dan ketika baja telah mengeras menjadi 1,8%
dari kandungan seluruh plat. Proses pengasaman digunakan untuk memperbaiki plat
besi yang rendah dengan memasukkan unsur Fosfor dan unsur sulfur.
Kedua unsur tersebut kaya akan silikon dan menghasilkan terak asam yang
dibutuhkan plat. Unsur fosfor merupakan kapur yang menghasikan terak dasar.
Dari 85% unsur baja yang diproduksi menggunakan teknik modern dan kualitas
tentunya juga baik dengan unsur bijih unggul.
Dalam plat kapal terdapat
tahapan proses yang mana merupakan tahapan untuk mencapai kualitas plat yang
baik. Proses tersebut antara lain
1. Open heart Process.
2. Electric Furnaces yaitu proses.
3. Oxygen Process.
4. Chemical Additional.
Masing-masing proses mempunyai
cara tersendiri dalam memperlakukan bijih besi logam sampai menjadi plat.
Open hearth proses merupakan proses
peleburan bijih besi dalam tungku besar yang mana untuk memproduksi baja dalam
jumlah besar. Setelah open hearth proses dilanjutkan electic funance yang mana
difungsikan sebagai penyulingan bahan untuk memberikan komposisi yang
dibutuhkan. Proses electric furnance sering digunakan untuk produksi bermutu
tinggi. Kemudian Oxygen proses adalah salah satu prose modern. Sebuah jet
oksigen dengan kemurnian tinggi diarahkan ke permukaan logam cair untuk
memperbaiki baja tersebut. Proses berikutnya adalah chemical additional to
steel yang mana proses ini adalah penambahan bahan kimia yang berfungsi untuk
menjadikan kualitas baja ini menjadi lebih baik dengan komposisi yang
sesuai.
(gambar 2. Tungku peleburan baja)
Pabrik pembuatan plat kapal
memproduksi dalam jumlah banyak sehingga ukuran plat telat ditentukan oleh
pabrikan sehingga lajur plet pada pembuatan kapal baru harus menyesuaikan
dengan buatan pavrik. Jika tidak memungkinkan sebuah kapal untuk memuat satu
lajur plat maka dilakukan pemotongan plat sesuai dengan bukaan kulit kapal yang
telah direncanakan. Plat menetapkan sebuah ukuran untuk dibuat secara massal
karena jika dibuat perbijian maka pabrik akan mengalami kerugian pada bidang
produksi. Jika pihak galangan ingin memesan plat dengan ukuran khusus maka
pihak galangan harus mengeluarkan biaya lebih untuk produksi plat yang tidak
sesuai pasaran.
Baja untuk kapal konstruksi
lambung biasanya mengandung 0,15-0,23% kandungan unsur karbon. Sedangkan untuk
kandungan fosfor dan sulfur kurang dari 0,05%. Jika kandungan fosfor dan sulfur
terlalu tinggi dapat merugikan pengelasan dari baja dan dapt terjadi keretakan
jika mengandung sulfur yang tinggi. Baja untuk kapal digolongkan oleh badan
klasifikasi. Dalam hal ini LR (Lloyd’s Register) dan produsen melakukan
inspeksi pengujian yang telah ditentukan oleh pabrik baja sebelum pengiriman.
Semua plat bersertifikat ditandai dan diberikan keterangan sesuai aturan yang
diberlkakukan.
Sifat-sifat baja dapat berubah
karena perlakuan panas terhadap baja tersebut. Hal ini tentunya sangat
berpengaruh pada proses pengelasan. Perlakuan panas terhadap baja tergantung
dari bahan baja tersebut. Adapun proses-proses perlakuan panar terhadap baja
antara lain.
1.
AnnealingMerupakan proses yang terdiri atas pemanasan baja sampai 8500-9500 C dan didinginkan dalamtungku dengan sangat lambat.
Hal ini dapat mengurangi tekanan internal untuk melunakkann baja dan dapat
membuat kualitas baja tetap baik ketika perlakuan panas berikutnya.
2.
Normalizing.Yaitu proses memenaskan baja perlahan kemudian didinginkan. Untuk
proses pendinginan dipercepat agar baja lebih kuat dan keras.
3.
QuenchingBaja dipanaskan sampai suhu tertentu kemudian baja panas
dipadamkan menggunakan air. Proses tersebut menghasilkan baja yang keras dan
struksur yang lebih baik.
4.
Tempering.Merupakan kelanjutan proses quenching dan pemanasan samapi 6800 C. Dan kemudian
didinginkan dalam minyak atau air.
5.
Stress RelievingMengurangi tekanan internal suhu baja akan naik sehingga tidak ada
perubahan struktur bahan terjadi serta perlahan-lahan didinginkan.
Pada awalnya badan klasifikasi
LR memberikan spesifikasi yang berbeda untuk setiap baja. Namun pada tahun
1959, badan klasifikasi membuat kesepakatan untuk membakukan semua kebutuhab
plat. Sekarang ada lima kualitas baja yang berbeda menurut badan klasifikasi
dalam konstruksi kapal. Adapun tiap grade di beri perbedaan yaitu grade A,
grade B, grade C, grade D, dan grade E. Untuk grade A merupakan baja yang
mempunyai kualitas bagus untuk sebuah bangunan kapal. Sedangkan rade B adalah
jenis baja ringan yang mempunyai kualitas lebih bagus dari pada baja grade A.
Baja grade B metupakan baja dimana tebal platnya yang diperulukan untuk daerah
kritis. Sedang ]kan Grade C,D,dan E memiliki tingkat kelenturan yang baik.
(gambar 3. Section Plat pada Bangunan Kapal)
Pada setiap baja mempunyai
kekuatan tarik terutama pada bangunan kapal. Kekuatan tarik plat baja pada
sebuah kapal terjadi paling besar pada daerah lambung kapal terutama kapal
tanker, kontainer dan cargo. Hal ini membuat konstruksi pada bagian dek
menaglami penurunan ketebalan untuk mengurangi berat pada kapal. Maka pada
kulit bawah dan frame pada bagian midship lebih tebal karena mengalami defleksi
yang besar pula.
Kekuatan tarik baja adalah
aplikasi penting dalam sebuah bangunan kapal karena sebuah plat baja juga
mengalami kelelahan saat proses pengelasan. Selain kekuataan tarik baja perlu
diperhatikan juga tingkat korosi dari baja tersebut dan dilakukan pemeriksaan
untuk mewaspadai hal tersebut. Baja dengan kekuatan tarik yang lebih tinggi
digunakan untuk konstruksi lambung yang telah disetujui oleh pihak badan
klasifikasi. Spesifikasi meliputi metode pembuatan, komposisi kimia, perlakuan panas,
dan sifat mekanik dari baja tersebut.
Penempaan baja merupakan sebuah
metode untuk membentuk sebuah logam dengan meberikan panas pada baja. Pemanasn
terhadap baja adalah dengan menaikkan suhu panas, kemudian baja di tempa dengan
palu sehingga membentuk bagian yang diinginkan.
Analysis
Plat baja yang digunakan untuk
kapal merupakan baja yang berbeda dengan jenis baja yang ada pada umumnya.
Sebagai perbandingan sebuah plat baja untuk kapal mempunyai kandungan campuran
selain baja sebagai unsur utama plat. Plat baja kapal mempunyai bergai campuran
unsur kimia diantaranya karbon, fosfor dan sulfur.
Plat baja untuk kapal mempunyai
kelebihan pada tingkat ketahanan terhadap korosi air laut. Selain mempunyai
kekuatan tarik yang lebih bagus, plat baja kapal mempunyai kadar karbon sebagai
pelindung dari korosi. Untuk itu plat baja pada kapal dibuat khusus. Adapun
tingkat kekerasan atau kekuatan tarik dari plat baja kapal lebih baik dari pada
plat baja lainnya.
Untuk sertifikasi plat baja
pada kapal melewati tahap pengujian atau serangkaian tes uji material. Hal
tersebut tentunya harus mendapat persetujuan dari badan klasifikasi. Uji
material pada plat kapal ditujukan untuk mengetahui performa dari material
karena plat kapal ketika di laut mengalami beberapa defleksi yang terjadi
akibat gesekan antara aliran air laut dengan badan kapal atau plat kapal. Jadi
pengujian untuk plat kapal juga berbeda dengan plat yang bukan untuk plat
kapal. Setelah dilakukan serangkaian uji material maka sertifikat dikeluarkan
untuk mendapat nialai jual yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Sertifikat
dibuat atas persetujuan laboratorium uji material dengan badan kalsifikasi
kapal. Setelah itu pihak galangan selaku pembuat kapal dapat menggunakan plat
tersebut seuai dengan kebutuhan konstruksi kapal.
Referensi :
Plat kapal itu dari ketebalan berapa saja ?
ReplyDelete