Pada
artikel kali ini saya mebahas mengenai monumen kubus. Monumen kubus ini
merupakan bangunan / monumen yang mencirikan ITB yang letaknya di gerbang
utama di sebelah utara taman ganesha. Dinamakan monumen kubus karena monumen
ini ada lambang kubus-kubus berwarna silver diatasnya.
Dalam proses pembuatan monumen kubus
ini digunakan beberapa material
kontruksi beserta persentase material
yang digunakan berdasarkan beratnya yaitu diantaranya sebagai berikut :
1.
Semen dipakai
25 %
2.
Granit Hitam dipakai
15 %
3.
Batu bata dipakai
35 %
4.
Besi Sloof dipakai dipakai 10 %
5.
Baja Stainless Steel dipakai 15 %
Setelah mengetahui material konstruksi apa
saja yang digunakan pada pembuatan monument kubus, saya ingin menjelaskan
proses pembuatan 2 material diatas yang menurut saya menarik yaitu proses pembuatan
baja stainless steel dan semen.
Proses
Pembuatan Stainless Steel
1.
Pertama-tama bahan baku yang berupa besi,
krom, silicon, nikel, karbon nitrogen dan mangan akan dicairkan ke dalam tungku
listrik, lama proses peleburan bahan-bahan ini setidaknya 8 sampai dengan 12
jam, dengan suhu panas yang konstan.
2.
Setelah itu campuran yang sudah dileburkan
akan dimasukkan / dicetak ke dalam lempeng mekar atau dapat disebut juga dengan
bilet. Proses ini dilakukan sebelum mengambil bentuk semi padat. Setelah itu
besi ba ini kemudian dibuat ke dalam beberapa jenis, seerti pipa baik tubing
maupun hollow, lembaran / plat, hot rolling bar, AS / behel, bentuk siku, dan
lainnya.
3.
Pada kondisi sperti ini stainless akan
menggunakan anil, untuk membuat logam ini dapat diatur dengan tekanan internal
dan dapat melunak kemudian dapat diperkuat. Untuk membuat sebuah stainless
steel ini diperlukan pemantauan yang berkala agar proses pematangan atau
pengerasan bahan logam ini baik. Proses pemanasan dan juga proses pendinginan
harus diperhatikan dengn baik, agar dapat menciptakan sebuah logam yang
berkualitas dan tentunya juga kuat. Sifat keras atau tidak logam tersebut
terbentuk dari suhu yang dbuatnya, seperti jika suhu pada proses pembuatan
logam rendah, tentunya akan menghasilkan bahan yang kuat namun cenderung mudah
patah. Berbeda ketika menggunakan suhu yang tinggi maka akan menghasilkan bahan
dengan kualitas rendah namun cenderung kuat. Panas atau tidak suhu yang
digunakan ketika akan membuat bahan logam ini, akan membuat grade yang dihasilkan
berbeda-beda.
4.
De-scaling juga diperlukan dalam membuat stainless steel
ini, ini adalah proses produksi yang menggunakan waktu yang berbeda-beda, dan
juga tergantung pada baja yang akan dihasilkan. Untuk membuat bar dan juga
kawat akan menggunakan tambahan rolling panas, kemudian proses penampaan dan
juga pengekstruksi. Setelah elalui panas tertntu maka bahan lembaran dan juga
kawan akan melalui proses anil.
Proses
cutting juga sangat penting dalam proses pebuatan logam ini, terutama untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
5.
Kemudian sampai pada proses pemotongan
dengan menggunakan pisau yang disebut dengan Guillotine dan juga bilah baja
yang mmpunyai kecepatan tinggi untuk blanking, dan juga memotong serangkaian
lubang dengan cara bertumpuk. Stainless juga dapat dipotong dengan menggunakan
metoda pemotongan api, ini adalah seba proses pemotongan menggunakan api yang
dihasilkan oleh oksigen, propane dan bunuk besi. Jet pemotong plasma akan
menggunakan kolom gas yang telah terionisasi dan mencair setelah itu logam akan
dapat dipotong dengan baik.
6.
Setelah tahap ini selesai, maka langkah
terahir yang dapat dilakukan adalah proses peuatan stainless steel, untuk itu
penting untuk membuat permukaan logam menjadi halus dan juga reflektif. Pada
tahap akhir akan membuat logam ini tahan terhadap korosi, dan membuat bahan
jadi, dan siap untuk digunakan dalam berbagai macam sector industry.
Pada tahap akhir ini dibuat melalui panas rolling yang cenderung menekan, setelah itu penempaan dan ekstruksi. Setelah itu akan masuk pada tahap pengelasan, dan diubah menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam proses ini seluruh kegiatan akan dimonitor, setelah itu materi yang berhasil dibuat pun kan diperiksa, terutama dalam sifat mekanik agar logam ini dapat bertahan lama.
Pada tahap akhir ini dibuat melalui panas rolling yang cenderung menekan, setelah itu penempaan dan ekstruksi. Setelah itu akan masuk pada tahap pengelasan, dan diubah menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam proses ini seluruh kegiatan akan dimonitor, setelah itu materi yang berhasil dibuat pun kan diperiksa, terutama dalam sifat mekanik agar logam ini dapat bertahan lama.
Proses
Pembuatan Semen
Quarry : Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang mengandung kalsium, silikon, alumunium, dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
Crushing : Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan crusher.
Conveying : Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyo
Raw mill (penggilingan) : Proses Basah penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry. Sedangkan, pada proses kering, terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.
Homogenisasi : Proses Basah, slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dilairkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Sedangkan pada proses kering terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.
Pembakaran (pembentukan clinker) : Terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.
Referensi
:
Shiqueena. 2015. “SEMEN DAN PROSES PEMBUATANNYA”. https://shinqueena.wordpress.com/semen-dan-proses-pembuatannya/
. 20 November 2016.
Rahman, Arif. 2015. “Proses Pembuatan Stainless Steel’.
http://www.jualstainlesssteel.web.id/2015/10/proses-pembuatan-stainless-steel.html
. 20 November 2016