Tujuan
Menentukan specific gravity dan penyerapan
agregat halus.
Alat & Bahan
a. 1. Timbangan dena ketelitian 0,1 gram atau kurang
yang mempunyai kapasitas minimum sebesar 1000 gram atau lebih
b. 2. Piknometer dengan kapasitas 500 gram
c. 3. Cetakan kerucut pasir
d. 4. Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan
kerucut pasir
Prosedur Percobaan
a. 1. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan
sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik
b. 2. Sebagian dari contoh dimasukkan dalam metal
sand cone mold.Benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah
tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD diperoleh, jika cetak diangkat,
butir-butir pasir longsor/runtuh
c. 3. Contoh agregat halus sebesar 500 gram
dimasukkan ke dalam piknometer. Kemudian piknometer diisi dengan air sampai 90%
penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyang-goyangkan
piknometer, rendamlah piknometer dengan suhu air (73,4±3)oF selama
24 jam. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
d. 4. Pisahkan benda uji dari piknometer dan
keringkan pada suhu (213±130)oF. Langkah ini harus diselesaikan
dalam waktu 24 jam (1 hari).
e. 5. Timbanglah berat piknometer yang berisi air
sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur (73,4±3)oF dengan
ketelitian 0,1 gram.
Hasil Pengamatan
Observasi I ( Kelompok 6 )
|
||
A
|
Berat piknometer
|
173 gram
|
B
|
Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C
|
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
956 gram
|
D
|
Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E
|
Berat contoh kering
|
473 gram
|
Apparent Specific Gravity = E/(E+D-C)
|
2,543
|
|
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering = E/(B+D-C)
|
2,220
|
|
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD = B/(B+D-C)
|
2,347
|
|
Persentase absorpsi = (B-E)/E x 100%
|
5,708 %
|
|
Observasi II ( Kelompok 1 )
|
||
A
|
Berat piknometer
|
172 gram
|
B
|
Berat contoh kondisi SSD
|
500 gram
|
C
|
Berat piknometer + air + contoh SSD
|
954 gram
|
D
|
Berat piknometer + air
|
669 gram
|
E
|
Berat contoh kering
|
476 gram
|
Apparent Specific Gravity = E/(E+D-C)
|
2,505
|
|
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering = E/(B+D-C)
|
2,224
|
|
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD = B/(B+D-C)
|
2,336
|
|
Persentase absorpsi = (B-E)/E x 100%
|
5,042 %
|
|
Rata-Rata
|
||
Apparent Specific Gravity
|
2,524
|
|
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering
|
2,222
|
|
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD
|
2,3415
|
|
Persentase absorpsi
|
5,375 %
|
Analisis
Berdasarkan hasil percobaan, kita harus meninjau 2 kondisi,
yaitu kondisi kering dan kondisi SSD. Kondisi kering adalah kondisi agregat
yang telah dimasukkan ke dalam oven sehingga mengalami pemanasan sehingga
bagian dalam dan luar agregat sepenuhnya kering. Kondisi SSD adalah kondisi
permukaan luar agregat dalam keadaan kering namun bagian dalam agregat masih
terdapat kandungan air diantara rongga-rongganya. Pada kenyataannya akan sulit
untuk mendapatkan agregat yang berada dalam kondisi kering sepenuhnya, sehingga
kita perlu mengetahui presentase penyerapan air dari agregat tersebut. Kondisi
yang biasa digunakan adalah kondisi SSD. Dengan mengetahui presentase absorpsi
air dari agregat tersebut, maka akan mudah menentukan jumlah air yang perlu
ditambahkan agar dapat melakukan mix design yang tepat.